Istriku Liar Istriku Nakal (Versi Asli) Part 214 - 223 Edit
18+
Pov Suami
Kami berempat segera masuk ke pavilion, tempat dimana istri saya dikerjain oleh para
tukang.
Kami pun duduk di kursi yang sudah saya sediakan tadi malam, ada lima kursi, empat buat kami dan
satu buat tukang nantinya.
Kami pun segera duduk di kursi yang empat kursi di buat mengelilingi satu kursi di tengah2nya.
Saya:”Donatus, kamu panggil si Suhada, buat jangan mencurigakan”
Donatus:”Siap bos” ucap Donatus dan segera berdiri meninggalkan kami.
Tak lama Donatus pun kembali dengan si kerempeng Suhada. Suhada pun tampak terkejut begitu
melihat saya ditemani dua orang berbadan besar tak kalah gede dari Donatus.
Saya:”Apa kabar Kang, silahkan duduk” ucap saya masih sopan.
Suhada pun segera duduk dan tampak dia sedikit bingung. Sementara Donatus memilih berdiri di
belakang Suhada.
Saya sengaja diam tak berbicara apapun saya hanya menatap Suhada membuat dia salah tingkah, apalagi
dia memang punya salah .
Suhada:”Maaf pak, ada apaan manggil saya? Tanya dia sambil sesekali melihat Pangkur dan Sony yang
keduanya memasang muka yang mengintimidasi.
Saya:”Gak ada yang penting koq pak, Cuma mau tahu gimana progress pekerjaan bapak? Tanya
saya. Suhada tampak menarik nafas panjang, dia tahu ini bukan inti kenapa dia di panggil.
Suhada:”Hari sabtu besok selesai Pak, tinggal finishing saja”
Saya:”Syukur dech pak, berarti sesuai info dari istri saya, tempo hari dia bilang bapak ada kasih tahu
tinggal kolam renang yang belum bereskan”
Mendengar ucapan saya tampak raut wajah Suhada sedikit berubah dan sedikit pucat.
Suhada mungkin mengira istri saya memberi tahu saya apa yang telah dia perbuat bersama anak
buahnya.
Suhada:”iii…i a bos eh pak”
Saya:”good pak, eh bapak masih ingat gak hari Jumat kemaren ada kejadian apa di pavilion ini? Tanya
saya dan mulai langsung ke intinya.
Suhada pun makin pucat.
Suhada:”eee… sebelum Jumat saya sudah selesaikan kamar ini pak” ucap dia sedikit terbata-bata.
Saya:”Masa, apa bapak lupa?
Suhada tidak menjawab hanya menggelengkan kepala terus menundukan kepalanya.
Saya:”Akang lupa kah? Saya pun mengeluarkan ponsel saya dan segera mencari video yang diberikan
Donatus kepada saya.
Saya:”Mungkin video ini akan membuat akang ingat” ucap saya sambil menunjukan video tersebut dan
saya arahkan tepat ke muka Suhada.
Suhada pun tambah pucat dan badanya terlihat mulai gemeteran.
Saya:”Saya yakin sekarang akang sudah ingat” ucap saya sambil mematikan video tsb dan memasukan
ponsel saya ke dalam saku celana saya.
Saya:”Big Don, kamu pernah nginap di hotel prodeo, dulu kan? Tanya saya ke Donatus dengan
menyebut nama panggilan yang biasa dipakai kawan-kawannya untuk memanggil Donatus.
Donatus:”Ia bos, saya kan sudah cerita”
Saya:”Ceritaka ke dia gimana rasanya”
Donatus pun memegang pundak Suhada sambil menekannya agak kuat membuat Suhada meringis
kesakitan.
Donatus:”Wah, yang namanya hotel prodeo ya gak enak bos, saya yang punya banyak kenalan orang
penting saja sesudah di dalam sana wah gak betah bos, untuk saya kuat, tidak ada yang bisa nindas saya
waktu di LP, baik sesame napi atau petugas sipir” ucap Donatus sambil melepaskan tangannya dari
pundak Suhada.
Suhada pun semakin pucat saja.
Suhada:”ampun pak, saya ngaku, saya hilap” ucap dia dengan wajah yang sudah seperti mau nangis.
Saya:”Istri kang Suhada itu ustazah kan, dia dulu sering ngajarin istri saya ngaji”
Suhada pun menganggukan kepalanya dan segera menunduk tak berani menatap saya.
Saya:”Bukti video ini sudah saya pegang dan ada copynya juga, saya rasa polisi akan cepat memproses
dan menangkap kang Suhada dan kawan-kawan”
Saya:”istri saya pasti malu, istri kamu juga Suhada pasti malu dengan kelakuan kamu,” ucap saya terus mengintimidasi Suhada.
Suhada:”ampun pak, kalau bisa ini diselesaikan dengan kekeluargaan”
Saya:”Hahaha, gampang sekali kamu ngomong Suhada” ucap Saya.
Saya:”istri saya sudah kehilangan kehormatannya sebagai seorang wanita, seorang istri dan seorang ibu,
tidak bisa dikembalikan Suhada, gampang amat kamu bilang kekeluargaan”
Suhada pun menundukan kepalanya dan mulai terisak-isak.
Saya:”Gimana kalau dibalik, saya yang ngerjain istri kamu, terus kita selesaikan dengan
kekeluargaan” ucap saya lagi. Suhada tidak menjawab hanya sesegukan .
Suhada:”Tolong pak, jangan bawa ke ranah hokum, saya mau lakukan apa saja untuk bapak” ucap Suhada sambil memegang kaki saya.
Saya:”Berdiri dan duduk lagi kamu” ucap saya.
Suhada pun segera duduk dan kembali menundukan kepalanya.
Saya:”Keluarkan ponsel kamu Suhada”
Suhada pun segera mengeluarkan ponselnya tanpa banyak bicara.
Saya:”Ada photo istri kamu di situ?
Suhada:”Ada pak”
Saya:”mana saya pengen lihat”
Suhada pun tampak sedikit bingung tapi segera membuka kunci ponselnya dan masuk ke galeri dia pun
memberikan ponselnya dan memperlihatkan photo dia sedang berphoto dengan istrinya entah di mana
sepertinya sebuah tempat wisata.
Saya pun segera mengambilnya, saya pun melihat-lihat galeri photo di ponsel Suhada, tak ada photo
aneh-aneh dan kebanyakan photo anak dan istrinya Uli. (Uli ya dia istri Suhada seorang ustazah yang
dihormati di daerah saya. Cukup cantik dan beruntung Suhada bisa nikah dengan Uli yang alim).
Saya pun mengembalikan ponsel saya kepada Suhada.
Saya:”Kamu sudah menodai istri saya, istri saya pasti malu juga kalau harus ke kepolisian, saya punya
tawaran, saya tak akan bawa ini ke ranah hokum, tapi kamu harus memberikan istri kamu untuk saya
dan baru ini impas” ucap saya sambil menatap Suhada dalam-dalam. Donatus pun segera berdiri
dan memegang kepala Suhada agar dia menatap saya juga.
Suhada tampak terkejut.
Suhada:”Gak ada pilihan lain Pak?
Makin seru nih.. Apakah Suhada akan memenuhi permintaan Dendi?. Dan apakah Dendi berhasil menikmati Uli? dapat enak baru lagi nih Dendi.
Dukung terus ya.. makin seru makin enak deh…
Disclaimer: Cerita ini mengandung unsur kenikmatan duniawi, Mohon bijak dalam memilih cerita..