Istriku Liar Istriku Nakal (Versi Asli) Part 275 - 284 Edit
POV SUAMI
Saya:”Sel, aa masukin lebih dalam
ya? Ucap saya kepada Selly.
Selly tak menjawab hanya mengannguk saja. Tampak sedikit dia agak gusar. Entah karena kesakitan di memeknya atau akibat bentar lagi bakal mendapatkan kenikmatan.
Saya pun perlahan mendorong kembali. Selly tampak memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya. Lubangnyaa memang begitu sempit saya pun terasa sakit meski di dalam licin
dan basah apalagi Selly pasti terasa begitu sakit. Saya sempat
berhenti sejenak.
Ratih:”Udah a, dorong, biar cepet
robek selaput daranya” ucap Ratih memberi semangat kepada saya.
Selly tampak membuka matanya dan
saya pun mendorong dengan cepat dan kini saya agak cepatkan.
Selly:”aagh berhenti dulu a,
sakiiiiiit banget”
Saya sempat mau berhenti tapi
dilarang oleh Ratih.
Ratih:”Jangan berhenti, masukan lagi
aza a, itu baru sedikit aa yang masuk momok si neng” ucap ratih sambil
menahan tangan Selly yang berusaha menggemgam.
Saya pun segera mendorong hingga hampir lebih dari setengahnya masuk ke dalam Selly.
Selly:”aaaaa, sakiiiiiiit”
***
POV ISTRI
Mendengar Jakarta emosiku kepada
suamiku kembali timbul.
Saya:”Terus kenapa papah gak pulang,
kan Sabtu minggu libur, Cuma 2 jam aza Pah” ucapku sedikit sedih juga.
Raut wajah suamiku sedikit berubah
dan tampak sedikit gugup.
Suami:”Ya, papah e anu harus kejar
setoran nyelesaikan pekerjaan biar cepat kelar dan balik ke Bandung” ucap suami
saya sedikit terbata-bata.
Saya:”Jadi sabtu minggu papah di
rumah aza?
Suami:”Ia papak kerja dari rumah aza
mah”
Jelas suamiku sudah berbohong.
Saya:”Papah punya pembantu, mamah
pernah telepon?
Suami:”E anu, dia tidak tetap hanya
datang sesekali untuk nyuci baju dan bersih-bersih rumah” ucap suamiku dan
jelas dia menyembunyikan sesuatu. Hatiku terasa begitu pedih kenapa dia
berbohong apa karena aku juga yang suka bohongi dia hingga karma suamiku
sekarang menyembunyikan sesuatu di belakang saya.
Saya:”Kalau aza ada papah, ada
security jaga siang seperti biasanya ini gak akan terjadi, kita gak akan
kehilangan bayi kita” ucapku dan air mata kembali menetes dari pipiku.
Suamiku pun tampak tak kuasa menahan
air mata yang mulai menetes dari pipinya.
Ibu:”Sudah neng, ini musibah, jangan
diingat-ingat lagi, kamu istirahat ya”
Saya:”Ia mah”
Sementara suamiku tak berkata lagi
dan hanya duduk di sofa. Ku lihat bapakku ikut duduk di sebelah Dendi sambil
menepuk-nepuk pundak suami saya.
Pikiran saya pun menerawang ke
mana-mana mulai dari flash back kejadian kemaren pagi dan kejadian pertama
bersama Fadli yang mengawali semua petualanganku.
Aku menarik nafas panjang,
bagaiamana aku mengakhiri semua ini, apa aku harus segera mengakui semua
kebohongan ku kepada Dendi suamiku tapi yang jadi masalah sekarang Dendi mulai
main-main juga dibelakangku, tak mungkin ini bisa berakhir dengan cepat dan
Dendi sikapnya keras juga biar orangnya pendiam dan pemalu ya pada awalnya
dulu, aku yakin dia akan membalas dendam dan tak mungkin aku bisa menahannya.
Wah makin rumit tapi makin seru
banget nih.. Apa yang selanjutnya direncanakan Dewi Apakah akan berterus terang
kepada Dendi atau mungkin sebaliknya?
Ikuti dan dukung untuk kelanjutnnya.
Disclaimer: Cerita ini mengandung unsur kenikmatan duniawi, Mohon bijak dalam memilih cerita..